Thursday, May 17, 2012

Study Menuju Negara Modern



Review Buku
Social origins of dictatorship and democracy:
lord and peasant in the making of the modern world”
Reformasi Agraria Rute Menuju Negara Modern



Perubahan masyarakat agraris ke masyarakat modern di tiap negara mempunyai sejarah panjang tersendiri. Namun melalui penelitian Barrington Moore yang dipublikasikan melalui buku “ Social origins of dictatorship and democracy: lord and peasant in the making of the modern world” dapat ditarik benang merah thesis yang melatarbelakangi perubahan tersebut. Demokrasi akan tumbuh dan berkembang jika kelas borjuis menjadi kuat dan aktif dalam proses demokratisasi . Subsistem ekonomi menentukan suprastruktur ekonomi. No Bourgeois No Demokrasi. Demikianlah intisari thesis moore dalam bukunya tersebut.

Moore berusaha menjelaskan bagaimana proses industrialisasi yang berawal dari reformasi agraria dengan Negara Inggris maupun Perancis pijakan thesisinya bagi pembentukan dunia modern. Moore yang menggunakan metode perbandingan politik membandingkan 6 negara sehingga jejak historis proses terjadinya industrialisasi dapat dijelaskannya dengan gamblang terutama yang berkaitan dengan perubahan revolusioner dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari perkembangan ilmu pengetahuan karena enlightment, kebebasan ekonomi pasar, perubahan rezim agrarian serta proses interaksi antar manusia pun mengalami perubahan.

Dalam buku ini Moore memfokuskan kajiannya pada kondisi untuk sosiogenesis. bagi rezim demokrasi, fasis dan komunis. Dia melihat bagaimana rezim rezim ini muncul sebagai hasil dari proses kekerasan yang terjadi dalam masyarakat di berbagai dunia (enam Negara) yang dia teliti. Fase terjadinya modernisasi diawali oleh adanya komersialisasi pertanian, dari pertanian yang hanya untuk subsisten menuju pertanian cash crop. Perubahan ini membawa dampak pada rasionalisasi ekonomi sebagaimana terjadi di Perancis. Pada saat terjadi pergeseran mau tak mau terjadi perubahan yang revolusioner dan memakan biaya tinggi. Baik biaya social maupun biaya ekonomi.

Sedangkan di Inggris, pengaruh dari implus borjuis mengubah sikap sebagian elit terhadap pertanian komersial. Perubahaan pola penguasaan tanah dan kepemilikan membawa konsekuensi privatisasi lahan oleh kaum borjuis yang karena rasionalisasi ekonomi lebih memilih efisiensi dalam produksi pertaniannya. Kondisi ini menyebabkan penghancuran kaum tani kecil yang selama ini hidupnya tergantung pada tuan tanah.

Di Amerika serikat kemenangan Elit petani menjadi jalan untuk modernitas. Akuisisi “tingtur’ bisnis di perkotaan mendorong mereka menjadi kapitalis, dengan melakukan akumulasi modal. Baik di Inggris, Perancis maupun Amerika Serikat terjadi transformasi hubungan social agrarian pra industry menuju modern bermula dari proses industrialisasi dan perubahan struktur social masyarakat. Rute yang ditempuh memiliki kesamaan terutama pada bagaimana perubahan pola hubungan social ekonomi elit petani dan petani membawa perubahan pada rasionalisasi ekonomi dan dari segi politik mengarahkan pada fase demokratisasi peradaban (ekonomi politik dan lainnya) melalui masa transisi (revolusi petani borjuis).

Sementara itu, di Jepang dan Jerman modernitas ditempuh melalui fasisme. Pengaruh borjuis tidak terjadi sebagaimana di Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. Yang terjadi di jepang modernitas industry tidak mengalami masa transisi tetapi lebih karena adanya intervensi industry yang diintroduksikan ke dunia pertanian. Pemerasan terhadap buruh tani dilakukan untuk akumulasi modal yang diperlukan untuk modernisasi. Karenanya revolusi yang terjadi bukan dari petani tetapi dari atas dengan membangun aliansi petani dan pemilik tanah yang kuat untuk mencapai puncak fasisme. Sementara di China kekuatan petani berhadapan dengan borjuis dan elit mengakibatkan revolusi China. Pada proses revolusi tersebut petani beraliansi dengan borjuasi lemah dengan membentuk revolusi dari bawah. Tampaknya Moore, membedakan tiga rute perjalanan Negara-negara menuju demokrasi.





No comments:

Post a Comment